Indeks Pembangunan Literasi di HSU Mengalami Peningkatan
AMUNTAI, infobanua.co.id – Kepala Dinas Perpustakaan (Dispus) Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Lailatanur Raudah menyebutkan Indeks Pembangunan Literasi (IPL) masyarakat HSU. Hasilnya minat baca warga Kabupaten HSU masuk dalam kategori mengalami peningkatan.
Dalam survei yang digelar Dinas Perpustakaan HSU sepanjang tahun dari tahun 2017 hingga sekarang , indeks minat baca masyarakat HSU terbilang mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Hal itu terlihat dari jumlah pengunjung ke Dinas Perpustakaan HSU untuk membaca dari tingkat sekolah dasar (SD) hingga mahasiswa.
“Mudah-mudahan kedepan minat baca semakin meningkat dan IPL masyarakat juga akan semakin meningkat.” ucap Kepala Dispus HSU saat ditemui pada kegiatan Story Telling di TK Al Mutaqqin, Kecamatan Amuntai Utara, Jumat (26/8/2022).
Menurutnya, ada banyak faktor yang mempengaruhi meningkatnya IPL masyarakat di Hulu Sungai Utara, beberapa di antaranya terkait sarana prasarana yang lengkap dan sumber daya manusia (SDM).
“Kita juga melakukan survei dari pengunjung yang dulunya per hari hanyar puluhan pengunjung, sekarang per harinya bisa mencapai ratusan pengunjung.” kata Lailatanur Raudah.
Selain itu, ada juga beberapa faktor untuk meningkatkan minat baca di HSU diantaranya sosialisasi minat baca dan story telling yang terus dilakukan secara masif oleh Dinas Perpustakaan.
“Dengan sosialisasi ini, dapat mengurangi orang tuanya untuk memberikan gadget kepada anaknya. Serta meningkatkan minat baca mulai dari usia dini.” tambahnya.
Adapun, Dinas Perpustakaan juga mulai mengikuti di era digital dan diminati oleh pembaca milenial dengan mengembangkan aplikasi berbasis elektronik i-HSU.
“Buku elektronik sangat digunakan oleh anak-anak mahasiswa kita. Walapun buku yang tersedia di aplikasi belum sampai 1.000 lebih, tapi kita sudah bisa membaca lewat smartphone.” imbuhnya.
Selain menyediakan sumber-sumber bacaan informasi dan pengetahuan, perpustakaan juga memfasilitasi masyarakat dengan berbagai kegiatan pelatihan dan keterampilan berbasis inklusi sosial untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat.
“Istilah kegiatan inklusi sosial itu bagaimana mendekatkan buku dengan masyarakat dari apa produk yang dibuat seperti boga, menjahit. Dari hasil itu masyarakat bisa berkreasi dan berinovasi untuk menggerakkan ekonomi masyarakat.” tutup Lailatanur Raudah.
Fai/IB