infobanua.co.id
Beranda BANJARMASIN Penguatan Karakter Bangsa melalui Pembelajaran Sejarah  

Penguatan Karakter Bangsa melalui Pembelajaran Sejarah  

Oleh : Hj. Mursidah, S.Pd., S.H., M.Pd., M.H.*)

Saat ini  berbagai persoalan sedang dihadapi  masyarakat Indonesia, seperti  korupsi,  kekerasan, pencurian, perampokan, kejahatan seksual, perkelahian massa (antar para pelajar, pemuda antara kampung/desa), dan sebagainya.  Persoalan itu menjadi topik pembahasan hangat dan hampir setiap saat diperbincangkan di berbagai media massa. Misalnya, korupsi yang melibatkan para pejabat, mulai dari tingkat desa sampai bupati atau gubernur. Begitu juga wakil rakyat dari tingkat daerah sampai pusat, bahkan ada sebagian penegak  hukum ikut terjurumus dalam tindak pidana korupsi.

Tidak mudah untuk menyelesaikan persoalan yang ada dalam waktu singkat. Pemberian hukum yang berat, ternyata tidak membuat orang jera malah bisa sebaliknya. Untuk itu perlu ada upaya secara terus menerus melakukan penguatan karakter bangsa melalui pendidikan.

Pendidikan adalah suatu proses menanamkan dan mengembangkan pada diri peserta didik pengetahuan tentang hidup, sikap dalam hidup agar kelak ia dapat membedakan barang yang benar dan yang salah, yang baik dan yang buruk, sehingga kehidupannya di tengah tengah masyarakat akan bermakna dan berfungsi secara optimal.

Pendidikan haruslah mengarah pada tujuan pendidikan itu sendiri, agar tercapai keinginan bersama untuk menjadikan pendidikan yang lebih baik.  Tujuan pendidikan Nasional kita yang berasal dari berbagai akar budaya bangsa Indonesia terdapat dalam Undang Undang Nomot 20 Tahun 2003 tentang Sstem pendidikan Nasional, yang menyebutka bahwa: “pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis,serta bertanggung jawab.”

Pendidikan sejarah pada dasarnya adalah penanaman rasa waktu (time sense), yang tanpanya orang akan kehilangan orientasi temporempelajari sejarah adalah mempelajari bagaimana menghargai waktu, menghargai peristiwa-peristiwa yang telah terjadi dan dijadikan sebagai pembelajaran untuk kehidupan yang di jalani saat ini dan yang akan datang.

Pendidikan sejarah haruslah selalu berpatokan pada tujuan pembelajaran sejarah itu sendiri agar dalam pembelajaran sejarah tepat pada sasarannya. Menurut Moh. Ali bahwa pembelajaran sejarah nasional memiliki tujuan, yaitu  (1) Membangkitkan, mengembangkan memelihara semangat kebangsaan; (2) Membangkitkan hasrat mewujudkan cita-cita kebangsaan dalam segala lapangan; (3) Membangkitkan hasrat mempelajari sejarah kebangsaan dan mempelajarinya sebagai bagian dari sejarah Dunia; dan (4) Menyadarkan anak tentang cita-cita nasional  serta perjuangan tersebut untuk mewujudkan cita-cita itu sepanjang masa.

Pembelajaran sejarah nasional memfokuskan diri pada peserta didik agar tertanam nilai-nilai karakter yang kuat, mampu mewujudkan cita-cita nasional serta membangkitkan hasrat untuk memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap sejarah, memiliki semangat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kebudayaan serta menanamkan semangat untuk mempelajari sejarah, dan semangat kebangsaan terhadap tanah air, bangsa dan negaranya.

Pedoman tujuan pembelajaran sejarah inilah yang harus di tanamkan oleh para pendidik sejarah kepada peserta didik agar mereka senantiasa memandang sejarah itu teramat sangat penting untuk dipelajari sekaligus sebagai pendukung terwujudnya pendidikan karakter bangsa.

Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang  terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakininya dan digunakannya sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, hormat kepada orang lain.

Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan karakter masyarakat dan  karakter bangsa. Oleh karena itu,  pengembangan karakter bangsa hanya daapat dilakukan melalui pengembangan karakter individu. Akan tetapi karena manusia hidup dalam lingkungan sosial dan budaya tertentu maka pengembangan karakter individu tadi hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial dan budaya yang berangkutan. Artinya, pengembangan budaya dan karakter bangsa   hanya dapat dilakukan dalam suatu proses pendidikan yang tidak melepaskan peserta didik dari lingkungan sosial dan budaya masyarakat dan bangsanya.

Pendidikan karakter merupakan proses untuk menuntun peserta didik menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam hati, raga, pikir, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

Penguatan karakter bangsa sangat strategis bagi keberlangsungan dan keunggulan bangsa di masa mendatang. Penguatan karakter bangsa  harus dilakukan melalui perencanaan yang baik, pendekatan yang sesuai, metode belajar dan pembelajaran yang efektif. Sesuai dengan sifat suatu nilai, penguatan karakter bangsa melalui pendidikan sejarah adalah usaha bersama sekolah dan oleh karenanya dilakukan secara bersama oleh tenaga pendidik sejarah dan pimpinan sekolah, melalui mata pelajaran sejarah, dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya sekolah.

Pendidikan sejarah merupakan pendidikan yang sangat penting untuk membentuk peserta didik memiliki pemikiran tentang sejarah yang tinggi, maka dalam pendidikan sejarah harus mengarah pada empat tujuan pendidikan sejarah itu sendiri. Hamid Hasan menyatakan bahwa, (1) pendidikan sejarah memberikan materi pendidikan yang mendasar, mendalam dan berdasarkan pengalaman bangsa di masa lalu untuk membangun kesadaran dan pemahaman tentang diri dan bangsanya. (2) Materi Pendidikan sejarah merupakan materi pendidikan yang khas dalam membangun kemampuan berpikir logis, kritis, analisis, dan kreatif yang sesuai dengan tantangan kehidupan yang dihadapi pada masanya. (3) Pendidikan sejarah menyajikan materi dan contoh keteladanan, kepemimpinan, kepeloporan, sikap dan tindakan manusia dalam kelompoknya yang menyebabkan terjadinya perubahan perubahan dalam kehidupan manusia tersebut. Dan (4) Kehidupan manusia selalu terikat dengan masa lampau karena walaupun hasil tindakan dalam menjawab tantangan bersifat final tetapi hasil dari tindakan tersebut selalu memiliki pengaruh yang tidak berhenti hanya untuk masanya tetapi berpengaruh terhadap masyarakat tadi dalam menjalankan kehidupan barunya, dan oleh karena peristiwa sejarah menjadi “bank of examples” untuk digunakan dan di sesuaikan sebagai tindakan dalam menghadapi tantangan kehidupan masa kini. Apabila keempat poin di atas dapat terlaksana dengan baik maka terlaksanalah tujuan dari pendidikan sejarah.

Materi yang termuat dalam mata pelajaran sejarah memiliki ciri khas yang kuat untuk memperkenalkan bagaimana sejarah perjuangan bangsa dan aspirasi generasi terdahulu dalam upaya mewujudkan cita cita bersama sebagai negara yang berdaulat, nilai nilai yang terkandung
dari peristiwa penting bangsa inilah yang akan menumbuhkan karakter bangsa seperti cinta tanah air dan semangat kebangsaan yang akan melahirkan rasa bangga menjadi bagian dari bangsa Indonesia.

Penguatan karakter bangsa melalui pendidikan sejarah karena memiliki cakupan materi sebagai berikut: (1 )mengandung nilai-nilai kepahlawanan, keteladanan, kepeloporan, patriotisme, nasionalisme, dan semangat pantang menyerah yang mendasari proses pembentukan watak dan kepribadian peserta didik; (2) memuat khasanah mengenai peradaban bangsa-bangsa termasuk peradaban bangsa Indonesia; (3) menanamkan kesadaran persatuan  dan persaudaraan serta solidaritas untuk menjadi pemersatu bangsa dalam menghadapi ancaman disintegrasi; (4) memuat ajaran moral dan kearifan yang berguna dalam mengatasi krisis multidimensi yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari; (5) menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup.

Pendidikan sejarah sebagai pendidikan yang mempelajari peristiwa masa lalu merupakan sarana transmisi nilai karakter dari generasi sebelumnya ke generasi berikutnya. Menumbuhkan karakter melalui pendidikan sejarah bukanlah sekedar menghafal dan mengetahui peristiwa tersebut, melainkan mengembangkan dan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari hari. Mampu merubah cerita sejarah yang tidak terkait dengan masa kini, menjadi pengajaran yang yang kaya akan nilai nilai yang dapat di terapkan dalam kehidupan saat ini.

Penanaman dan penerapan nilai-nilai kepahlawanan para pejuang bangsa Indonesia sangat penting dan diperlukan dalam membentuk keperibadian generasi bangsa yang berkarakter dan bermoral serta memiliki semangat kebangsaan, dan cinta tanah air, merasa bangga menjadi bagian dari bangsa Indonesia.

Pendidikan sejarah memang memiliki andil yang besar dalam membentuk kepribadian serta watak yang sejalan dengan tujuan Pendidikan nasional. Peran penting pembelajaran sejarah bukan hanya sebagai proses transfer ide, akan tetapi juga proses pendewasaan peserta didik untuk memahami identitas, jati diri dan kepribadian bangsa melalui pemahaman terhadap peristiwa sejarah.

 

*) Guru Sejarah SMA Negeri 8 Banjarmasin

Bagikan:

Iklan