infobanua.co.id
Beranda Jawa Timur Program Pertades Di Nganjuk Menjerumuskan Kades

Program Pertades Di Nganjuk Menjerumuskan Kades

Nganjuk,infobanua.co.id – Untuk dapat menaikan pendapatan desa,ada beberapa desa di Kabupaten Nganjuk melaksanakan program Pertamina Desa (Pertades) pada tahun 2021.Selain untuk menaikan pendapatan desa,program pertades ini juga bertujuan agar warga desa yang tinggalnya jauh dengan Stasiun Pompa Bahan Bakar Umum (SPBU) dapat dengan mudah mendapatkan BBM bersubsidi.Pertades ini menggunakan anggaran dari dana desa.

Sebagai pihak yang mengarahkan pelaksanaan program tersebut adalah Tenaga Ahli (TA) pendamping Dana Desa Kabupaten Nganjuk yang bernaung di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Nganjuk.Dalam pelaksanaan program pertades ini pendamping desa (TA) bekerja sama dengan PT.Mutiara Teknologi Indonesia (MTI) untuk pengadaan sarana dan prasarananya di tahun 2021.Namun hingga tahun 2024 saat ini belum ada realisasi.Dalam program kerjasama ini Pemerintah Desa (Pemdes) disarankan menggunakan anggaran Dana Desa (DD) yang dikelola oleh BUMDes sehingga hasil dari Pertades dapat menaikkan pendapatan desa.

Mengikuti petunjuk dan saran dari Tenaga Ahli tersebut,dilakukan perjanjian (MoU) dan pembayaran untuk administrasi sebesar dua puluh lima juta untuk tanda jadi dengan pihak PT.MTI yang berada di Nganjuk pada tahun 2021.

Berdasarkan informasi yang dihimpun oleh awak media dari beberapa Kepala Desa bahwa di pihak PT.MTI terdapat kendala di internalnya yang mengakibatkan kerjasama mulai tahun 2021 sampai 2024 belum ada realisasi.

Salah satu desa yang mengikuti program pertades ialah Desa Munung,Kecamatan Jatikalen,Kabupaten Nganjuk.Saat dikonfirmasi terkait perihal tersebut Kepala Desa (Kades) Munung sedang tidak berada ditempat.Namun salah satu staf desa saat ditanya oleh awak media,sedikit menjelaskan jika memang program pertades itu sudah lama,tapi belum ada realisasi.Lalu staf desa juga menunjukan tempat yang akan didirikan pertades.

Desa yang lainnya yaitu Desa Jatikalen,Kecamatan Jatikalen.Desa ini juga mengalami hal yang sama, yakni program pertades nya belum ada realisasi.Kades Jatikalen Imam menjelaskan,jika pihaknya merasa dirugikan dan menjadi korban dengan program ini.

“Kami sebagai Kepala Desa merasa dirugikan dan menjadi korban dengan program ini,seharusnya Pemdes sudah bisa mendapatkan hasil dan menambah PAD namun hingga tahun 2024 ini belum juga terealisasi.

Terlebih lagi kita dibebani dengan pertanggungjawaban keuangan yang sudah kami bayarkan ke pihak PT. Dan itu semua ada resiko yang harus kita tanggung terkait penggunaan anggaran keuangan milik Pemerintahan Desa,” jelas Kades Jatikalen.

Kades jatikalen juga menambahkan jika dirinya dan Kades Munung telah dipanggil oleh pihak Polres Nganjuk untuk dimintai keterangan terkait program pertades tersebut.

“Bahkan saya dan Kades Munung sudah dua kali dipanggil oleh pihak Polres Nganjuk sebagai saksi terkait hal ini dan sampai sekarang saya belum tahu hasilnya,” imbuhnya.

Demikian juga dengan Desa Ngepeh, Kecamatan Loceret yang juga mengikuti program pertades tersebut.Kepala Desa (kades) Ngepeh saat di konfirmasi terkait program pertades ini, dirinya menjelaskan bahwa program pertades ini sarprasnya dialihkan menjadi ruko karena desa sudah membayar pada pihak ketiga sebesar dua puluh lima juta rupiah namun sampai saat ini belum ada barang yang saya terima.

“program pertades ini sarprasnya dialihkan menjadi ruko,sebab desa sudah membayar pada pihak ketiga sebesar dua puluh lima juta,namun sampai sekarang belum ada barang yang saya terima,bahkan belum lama ini pihak ketiga
meminta pelunasan namun saya tolak,” jelas Kades Ngepeh diruang kerja,Senin (20/5/2024).

Sebagai informasi, sampai berita ini di turunkan belum ada aktifitas sama sekali di lokasi pertades tersebut sehingga banyak pihak yang menanyakan program ini.
(Prs)

Bagikan:

Iklan