infobanua.co.id
Beranda Blitar Pemkab.Blitar, Akan Gelar Tradisi Larung Sesaji Suroan Secara Tertutup

Pemkab.Blitar, Akan Gelar Tradisi Larung Sesaji Suroan Secara Tertutup

Blitar, Infobanua.co.id –Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar, melalui Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Blitar, menginformasikan jika tradisi larung sesaji Suroan tetap akan digelar.

Larung sesaji yang berisi hasil bumi dan laut, yang dilaksanakan pada bulan Suro (Muharam) penanggalan Jawa tersebut, sebagai wujud syukur warga masyarakat dipesisir pantai selatan Kabupaten Blitar.

Tapi untuk tahun 2021 ini, acara yang akan digelar di Pantai Tambakrejo, Desa Tambakrejo, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar, tersebut, tertutup untuk umum.

Kepala Disparbudpora Pemkab Blitar, Suhendro Winarso, mengatakan, tradisi larung sesaji tahun 2021 akan dilaksanakan besuk Rabu 11 Agustus 2021 pagi.

Dan tidak dilakukan di pantai terbuka seperti tahun-tahun yang lalu, melainkan di dalam Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Pantai Tambakrejo, Desa Tambakrejo, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar.

“Larung sesaji Suroan akan kami gelar tertutup. Jumlah yang hadir juga dibatasi hanya 20 orang saja, termasuk pelaku. Kami juga tidak mengundang Forkopimda, dan kami berharap warga masyarakat-pun tidak mendatanginya,” kata Kepala Disparbudpora Pemkab Blitar, Suhendro Winarso, kepada awak media melalui hand phone-nya, Selasa 10-08-2021.

Menurut Suhenro, pada tahun lalu tradisi larung sesaji menyambut Tahun Baru 1442 Hijriah, digelar di Pantai Serang, Desa Serang, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar. Dan yang hadir juga dibatasi hanya 50 orang.

Tapi karena pelaksanaan di pantai terbuka, sehingga mendatangkan ratusan warga masyarakat yang ingin menyaksikan jalannya acara Suroan tersebut.

Sedangkan untuk tahun ini yang dijadualkan hadir hanya Bupati Blitar, Wabup Blitar, Sekda dan Kadisparbudpora Kabupaten Blitar.

“Untuk Kepala Dinas dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lain tidak diundang, begitu juga instansi dari jajaran samping,” jlentrehnya.

Lebih dalam Suhendro menuturkan, dalam acara kali ini ada beberapa rangkaian ritual yang sengaja tidak dilakukan.

Seperti kirab tumpeng lanang, tupeng wadon dan pagelaran tari-tarian tradisional sebagai pembuka acara.

“Jadi langsung ke acara inti, yakni permohonan do’a yang dipimpin oleh sesepuh spiritual, dan dilanjutkan dengan larung sesajinya,” jelasnya.

Selanjutnya Suhendro menambahkan, jika lokasi digelarnya ritual Suroan ini akan ditutup pagar, sehingga warga masyarakat umum tidak dapat mendekat untuk mengikutinya. Dan Protokoler kesehatan tetap dilakukan secara benar dan ketat, juga dengan screening suhu tubuh, dan test rapid antigen.

“Kami harap warga masyarakat bisa memahaminya, karena kondisi kita masih dalam pandemi covid-19. Dan tradisi ini tetap digelar sebagai ungkapan rasa syukur sekaligus menjadi do’a agar wabah ini segera berakhir,” pungkasnya. (Eko.B) 

Bagikan:

Iklan