infobanua.co.id
Beranda TAPIN Bersama Dayak Meratus Pj Bupati Tapin Lakukan Manugal Banih Patawungan

Bersama Dayak Meratus Pj Bupati Tapin Lakukan Manugal Banih Patawungan

Penjabat Bupati Tapin Muhammad Syarifuddin bersama Dayak Meratus Kabupaten Tapin melakukan manugal banih patawungan di Pegunungan Desa Harakit Kecamatan Piani

Rantau, infobanua.co.id –Penjabat Bupati Tapin Muhammad Syarifuddin bersama Dayak Meratus Kabupaten Tapin melakukan manugal banih patawungan di Pegunungan Desa Harakit Kecamatan Piani Kabupaten Tapin, Sabtu (23/12/2023).

Manugal banih patawungan dalam rangka untuk tolak bala hingga penyampaian doa kepada Sang Pencipta agar hasil panen melimpah dan hasilnya digunakan untuk aruh ganal (ritual syukur panen besar).

Pj Bupati Tapin Muhammad Syarifuddin mengucapkan terima kasih kepada  Dayak Meratus di Desa Harakit Kec Piani Kabupaten Tapin yang telah mengundang Pemerintah Daerah Kab Tapin dalam kegiatan manugal banih patawungan.

Berharap tradisi manugal banih patawungan  tetap lestari karena memiliki potensi untuk menarik wisatawan.

“Manugal banih patawungan ini harus terus dilestarikan, karena ini masuk kategori wisata budaya,” ungkapnya.

Ia menilai, tradisi ini adalah sebuah warisan budaya masyarakat Dayak yang mana ini sangat menjual dan bisa menjadi salah satu
magnet untuk menarik wisatawan.

“Kegiatan manugal banih yang di sertai iringan musik kurung-kurung telah dilakukan turun temurun  oleh warga Dayak Meratus di Tapin,” ujarnya.

Sementara Tokoh Dayak Meratus Tapin Rusdiansyah mengatakan, manugal banih patawungan ini dimaksudkan memulai  menanam benih padi dan tanaman lain di satu lahan dilakukan secara  gotong royong oleh masyarakat Dayak.

“Jadi manugal banih patawungan memulai tanam benih padi dan tanaman lain di sebuah lahan yang sudah siap tanam dilakukan secara bergotong royong bersama warga Dayak Meratus Tapin di Harakit,” katanya.

Ditambahkan Pangbalum sapaan akrabnya bahwa dalam prosesi manugal banih patawungan Dilakukan dengan iringan musik kurung-kurung. Alat musik nya terbuat dari bambu khusus dengan panjang lebih lima meter yang dibentuk sedemikian rupa.

“Dalam kegiatan manugal banih patawungan diringi alunan musik kurung-kurung hal ini sebagai ritual menulak bala hingga penyampaian doa kepada sang pencipta agar hasilnya melimpah,” tambahnya.

Sementara hasilnya nantinya digunakan untuk aruh ganal ritual syukur panen besar atas benih padi yang sudah ditanam dan menghasilkan.

Dalam proses manugal banih patawungan ini, kelompok laki-laki membuat lubang menggunakan asak atau tongkat kayu sedangkan, kelompok perempuan menyemai benih ke dalam lubang.

Manugal benih ditanam lahan seluas  1 hektar lebih dan dikerjakan melibatkan warga Dayak di delapan desa Kecamatan Piani Kabupaten Tapin.

Dil/IB

Bagikan:

Iklan