infobanua.co.id
Beranda KALTARA Anggaran Dinas Pekerjaan Umum Setiap Tahun Semakin Merosot Dampak Covid-19

Anggaran Dinas Pekerjaan Umum Setiap Tahun Semakin Merosot Dampak Covid-19

Foto:  Ir.H.Muhammad Sufyang kepala dinas pekerjaan umum Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara.

NUNUKAN – Bidang  Sumber Daya Air (SDA) pengairan di tahun ini ada 2 kegiatan yang bersumber dari Dana Dak yang pertama lokasinya ada di Pulau Sebatik yakni  “Pembangunan Jaringan Irigasi” tepatnya di Kecamatan Sebatik Barat untuk pekerjaan ini sampai sekarang sudah selesai 100% tapi keuangannya Sampai detik ini belum terbayarkan baru menerima uang muka 20%.

Hal tersebut dikatakan Ir H.Muhammad Sofyang kepala Dinas Pekerjaan umum dan Tata ruang Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara, didampingi Yusuf Uning ST, Kepala Bidang Irigasi dan Pengairan (Kabud Pengairan), Senin (5/10/2020).

Menurut Yusuf Uning bahwa  khususnya di dalam hal ini secara tidak langsung kita dari pemerintah masih berhutang kepada mereka pekerjaan artinya pekerjaan mereka sudah selesai tapi pemerintah belum bayar . Kedua kita lakukan Rehabilitasi jaringan irigasi di Kecamatan Nunukan Selatan hingga saat ini kondisi fisiknya belum rampung hanya tinggal sedikit mungkin di atas 90%.

“Untuk pembayarannya juga belum dibayar sampai sekarang baru mengambil uang muka 20% jadi dalam hal ini sama dengan kegiatan yang kita maksud tadi di Sebatik bahwa kita sebagai pemerintah dalam hal ini masih berhutang kepada mereka karena pekerjaan mereka ini sudah di atas 90% tapi keuangan mereka belum kita bayar 100% uangnya belum karena uangnya belum ada turun dalam hal ini secara tidak langsung kita masih berhutang kepada mereka,” jelas  Yusuf Uning.

Dikatakannya, untuk kemajuan fisik khususnya di Sebatik itu sudah 100% dan untuk yang di daerah Kecamatan Nunukan Selatan itu sudah sekitar 97-98 persen hanya tinggal finishing saja tapi agak susah karena belakangan ini sering terjadi hujan karena ada air dari bawah.

“Jadi kita bingung mengecor lantainya itu aja yang jadi permasalahan yang lainnya sudah selesai,” sebut Yusuf Uning.

Yusuf Uning  mengatakan, kalau kita khususnya di “Sumber Daya Air  untuk dana Dak hanya ada 2 titik itu saja pada tahun ini, untuk APBD nya ada tapi hanya ada satu titik dan pemeliharaan kerusakan-kerusakan kecil mungkin hanya 5 sampai 10 juta Pembersihkan saluran ada sedimen kita bersihkan sampah-sampah supaya saluran itu lancar terus kita ada juga normalisasi sungai 1 tapi nilainya hanya 100 juta lebih Poltek itu untuk APBD sudah selesai sejak lama bahkan itu sudah selesai dari bulan 4/5 kemarin belum terbayar.

“Kalau untuk APBD kurang lebih Rp800.000.000  juta, Kemudian untuk DAKnya itu  hanya kurang lebih 1 M,” ujar Yusuf Uning.

Dijelaskannya, bahwa tahun ini 2020 kita tidak dapat anggaran besar untuk dana Dak sendiri hanya ada dua kegiatan. Untuk tahun ini 2020 kita tidak ada pembangunan embung karena rata-rata embung itu langsung dikerjakan dan dikelola oleh  Balai Provinsi untuk pemeliharaan.

“Kita di bagian Nunukan hanya saluran-saluran yang sudah retak yang sudah longsor dan mungkin sudah ada penuh sedimen itu saja yang bisa kita pelihara karena kita sangat sangat terbatas anggaran,” ujarnya.

Yusuf Uning memaparkan, untuk saluran saluran irigasi yang sudah dibangun lebih dari 10 tahun yang lalu kita selalu meminta anggaran untuk pemeliharaan, Guna  untuk mengatasi agar tidak ada kerusakan tadi kita sering melakukan pemeliharaan Makanya kalau kami ini khususnya di bidang pengairan Sumber Daya Air sangat membutuhkan dana pemeliharaan maksudnya agar semua saluran atau Embung tidak mengalami kerusakan yang parah karena selalu pelihara dan untuk saluran irigasi yang sudah rusak mengusulkan ke anggaran APBD maupun anggaran APBN untuk diperbaiki.

“Semoga  tahun 2021 kita mengusulkan di daerah sungai Jepun yang merupakan hasil tinjauan teman teman Konsultan di lapangan itu salurannya sudah agak parah kita usulkan di anggaran APBN mudah-mudahan jika dapat anggaran kita bisa perbaiki,” harap Yusuf Uning ST.

Lanjut Yusuf Uning ST.Mantan kepala Bidang Bidang Bina Marga, kalau untuk yang di Sebatik, saya sendiri turut prihatin melihat “Abrasi Pantai” yang sudah cukup memprihatinkan uda puluhan rumah rusak para  karena naiknya pasir dari laut kedarat karena daerah situ perlu di dibuatkan pemecah gelombang cuma dalam hal ini Kami dari  Dinas Pekerhaan umum Bidang Pengairan  kami tidak pernah mendapat anggaran untuk memecah gelombang yang ada tanjung Aruh anggaran itu masuk di bagian bencana Kalau tidak salah itu APBN.

“Kalau kami dari Dinas Pejerjaan unum (DPU) untuk sekarang ini kami tidak dapat anggaran.

Kami dari Dinas Pekerhaan Umum mengaharapkan,  khususnya bidang pengairan dan Irigasi, mengharapkan  kepada Rekanan alias Kontraktor agar bekerja lebih baik sesuai dengan kontrak kerja,  tepat waktu, kwalitas yang lebih bermutuh sehingga  masyarakat bisa menikmati jangan bekerjanya asal dikerjakan atau asal jadi  rekanan agar lebih  baik agar masyarakat dapat memanfaatkan hasil pembangunan,” terangnya.

Yuspal/IB

Bagikan:

Iklan