infobanua.co.id
Beranda HULU SUNGAI UTARA Upaya Duta GenRe Kabupaten HSU Mencegah Peningkatan Kasus Pernikahan Dini

Upaya Duta GenRe Kabupaten HSU Mencegah Peningkatan Kasus Pernikahan Dini

AMUNTAI – Program Retini atau Remaja Anti Nikah Dini adalah sebuah program kerja yang dikembangkan oleh Muhammad Azmiyannoor selaku Duta Generasi Berencana (GenRe) Provinsi Kalimantan Selatan 2020.

Muhammad Azmiyannoor merupakan seorang mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Lambung Mangkurat (ULM) yang berasal dari Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU).

Program kerja ini didasari oleh tingginya angka pernikahan anak usia 10-16 tahun di Kabupaten HSU.

Menurut Statistik Kesejahteraan Rakyat Kalsel 2019, pada tahun 2019 persentase pernikahan anak usia 10-16 tahun di Kabupaten HSU, yaitu 30,86 persen atau peringkat kedua tertinggi di Kalsel.

Adapun menurut Statistik Kesejahteraan Rakyat 2019, pada tahun 2019 persentase pernikahan anak usia 10-16 tahun di Kalsel yaitu 22,15 persen atau peringkat tertinggi secara nasional.

Baca juga: Kreasi Sasirangan Pewarna Alami Desa Peduli Gambut Jadi Souvenir Hari Jadi Kabupaten HSU

Baca juga: Warga Tanam Purun di Rawa-rawa Desa Pulantani Kabupaten HSU

Baca juga: Mudahkan Pelayanan Melalui Aplikasi Simpatda BPPRD Kabupaten HSU

Baca juga: Rusak Termakan Usia, Titian Desa Jingah Bujur HSU Mulai Diperbaiki

Melihat hal ini, sebagai Duta GenRe, maka Azmi mencoba mengembangkan program kerja yang dapat memberikan edukasi terkait kesehatan reproduksi dan bahaya pernikahan dini kepada anak-anak baik dari SD, SMP, serta SMA di Kabupaten HSU.

“Sehingga mereka dapat diarahkan sejak dini agar tidak terjerumus dalam pernikahan dini. Selain itu, mereka yang telah diberikan edukasi juga diharapkan dapat memberikan edukasi pula kepada teman-temannya yang lain,” jelasnya.

Bentuk edukasi yang diberikan berupa pemberian informasi terkait kesehatan reproduksi serta bahaya pernikahan dini.

Tentunya, dilakukan sesuai protokol kesehatan, yaitu dengan tetap menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan sesering mungkin, serta membatasi jumlah peserta. “Untuk peserta yang banyak dan jauh, kegiatan dilakukan secara daring,” imbuh Azmi.

Hasil dari kegiatan ini diharapkan terbentuknya kader-kader yang mampu memberikan edukasi kepada sesamanya akan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi serta bahaya pernikahan dini baik secara langsung maupun melalui media sosial.

Sumber: banjarmasin.tribunnews.com

Bagikan:

Iklan