Kamaruddin Ketua Asosiasi Harga Rumput Laut Anjlok Pungutan Liar Tetap Berjalan
Nunukan, infobanua.co.id – Kurang lebih 2 minggu viral berita sejumlah media memberitakan ada pungutan liar yang dilakukan oleh oknum anggota Asosiasi.
Menurut Kamaruddin alias Bang Komar membenarkan bahwa pungutan atau Pungli masuk Pelabuhan sudah berlangsung Lama sejak H Kamaruddin menjabat ketua Asosiasi.
Saat masuk trak membawa rumput laut kedalam pelabuhan itu diserahkan kepada penjaga pintu ada berupa karcis yg diberikan oleh petugas Pelindo itu carcis itu dibayar Rp 150.000
Tetapi ane dan nyata kita bayar pada pedagang diminta bayaran, saya kurang tau yg 100.000 itu dikemanakan ini yang menjadi pertanyaan.
Memang benar sejak adanya asosiasi ini bahwa ada pungutan Rp100.000 untuk per satu truk di luar dari tarif yang duberlakukan PT Pelindo yang mematok 150 000/ per 1 truk, jadi pungutan 100.000 ini sudah ada sejak dari ketua Asosiasi yang lama yaitu Pak Udin.
Uang yang Rp100.000 ini lari ke para pedagang di mana yang mengatur di pelabuhan adalah Pak Udin yang mengatur di pelabuhan dan operasional lain di dalam asosiasi ini. 250.000 ini dibayar langsung kepada yang mengumpulkan di dalam pelabuhan.
Mungkin beliau H Udin komunikasi dan mengaturnya bersama mandor pelabuhan di mana tugas mandor ini hanya membantu karena bukan bidangnya cuman cuma yang lebih mengetahui memperlancar kerjanya mandor Buru Pelabuhan.
Munkin juga ada menagani secara Langsung membayar kepada Pak Haji Udin, jadi nanti untuk hasil kumpulannya misalnya ada 50 atau 100 mobil truk 150.000 itu akan diserahkan kepada Pelindo.ujar kamaruddin kepada saat diwawancarai wartawan.
Memang benar mobil yang digunakan adalah milik Pelindo tapi yang dibayar itu tadi Rp100.000 dalam pengurusan pedagang-pedagang semua terpisah antara Rp100.000 itu dengan 150.000 yang milik Para pengurus atau pedagang-pedagang.
Bahwa Untuk satu kali pengangkutan dalam kota itu 250.000 /Trak pull atau tidak sama saja Bayarannya banyak mau sedikit Itu hitungannya sama.
Sementara kalau untuk dari Mansapa sedadap maupun di mamolo itu tarifnya Rp500.000 per truk begitu juga kalau untuk di Lancang kisaran Rp600.000 semua tergantung jaraknya dan jauhnya.
Perhitungan jarak jauhnya ini merupakan kesepakatan dari organda bukan dari PT Pelindo dan ini mungkin sudah diketahui oleh Dinas Perhubungan untuk tarif makanya itu ada perbedaan antara di dalam kota ataupun di jarak yang lebih jauh.
Tarif ini langsung dibayarkan kepada sopir karena dalam rumput laut ini ada namanya buruh dalam dan buruh luar Kalau sudah masuk di dalam pelabuhan sana ada namanya buruh khusus pelabuhan buruh yaitu buruh yang mengangkat dari luar dan buruh yang ada di dalam pelabuhan.
Tarif berburunya pun beda-beda untuk guru luar kisaran tarifnya Rp7.000 untuk pertarungnya yang menaikkan ke dalam mobil kalau untuk burung masuk kontainer itu adalah Rp 6800 per karung jadi ada perbedaan masing-masing. Buruh dalam pelabuhan maupun buru Luar Pelabuhan.
Yang sangat penting dilakukan Asosiasi adalah bagian manajemen ataupun ADRT jadi agar baik dan lebih terarah.
Lanjud Komaruddin memangnya yang namanya pungutan itu harus ada tujuan tertentu misalnya operasional atau bisa membantu sipatnya Sosial seperti membantu Yatim Piatu serta pesantren-pesantren misalnya atau Ada apa ke kebakaran atau kena musibah ataupun sakit keras.
Untuk saat ini jumlah anggota asosiasi pedagang rumput laut ini sekitar 40 orang yang bergabung di dalam grup WhatsApp yang mana Ini adalah khusus pengirim yang mengirimkan ke Surabaya ataupun ke Makassar.
Program Asosiasi hingga sampai saat ini kita belum melakukan iyuran atau pungutan secara langsung terhadap anggota Asosiasi ujar komaruddin kepada wartawan.
(Yuspal)